Posts

Showing posts from 2008

Planting Trees for Anticipating Climate Change: Public Enthusiasm versus Public Space Availability

Tony Djogo   Over the past few months after the Bali conferences, there have been discourses, analyses, and heated debates about actions about planting trees. These efforts were sparsely and fragmentally implemented, and it is difficult to see how they could be collectively combined and assessed whether it would bring about substantial influences or impacts either in the short- or long-term perspectives. Could it be implemented by households, community groups, business companies, political parties, schools, government institutions, religious organizations, and so on with significant impacts?  Too many campaigns have been launched with limited translation into action. There were more policy debates, academic research, analysis, and discourses rather than applications, and there was a big analysis but short of actions. I participated in several discussions about planting trees. One of the groups I participated in is a religious-based informal group who are concerned with or would like

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)

Tony Djogo  Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis sudah tentu adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran sebuah perusahaan sudah pasti akan meningkatkan kemakmuran rakyat karena lebih efisien dan murah produk yang dihasilkan.  Kenyataannya tidak demikian, banyak perusahaan bukan hanya makin kaya tetapi juga semakin berkuasa sementara penduduk miskin dan lemah serta rentan secara sosial, ekonomi, politik, kesehatan dan lingkungan makin banyak. Kemajuan perusahan juga menyumbang ketidak-adilan dan kesenjangan sosial. Pertumbuhan ekonomi tidak selalu sejalan dengan pemerataan atau distribusi kesejahteraan.  Memperhatikan kesenjangan yang semakin besar muncul berbagai reaksi untuk memperbaiki persoalan kesenjangan. Antara lain program pengentasan kemiskinan, perbaikan kesejahteraan, bantuan subsidi langsung dan sebagainya. Itu jika dilakukan oleh pemerintah sebagai unsur negara yang yang mempunyai

Lingkungan, Informasi Lingkungan dan Rakyat Kecil

Tony Djogo  Persoalan kerusakan dan dampak negatif pada lingkungan sudah lama dibicarakan dan semakin santer dibahas. Apalagi dengan adanya kecemasan akan persoalan pemanasan muka bumi yang dibahas secara serius di berbagai belahan muka bumi. Tokoh-tokoh dunia, nasional dan lokal banyak yang mempersoalkan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengurangi dampak negatif kerusakan lingkungan atau bahkan kehancuran planet ini.  Dampak kerusakan lingkungan bisa dilihat dalam berbagai aspek dan jika disimak dengan saksama akan sangat menakutkan karena menyangkut perubahan-perubahan ekosistem dan lingkungan muka bumi ini yang tidak hanya merusak ekosistem itu saja tetapi juga seluruh tatanan kehidupan di muka bumi yang memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia, perubahan tata ruang, sosial dan ekonomi manusia. Kerusakan muka bumi dapat dilihat dan dirasakan dengan jelas baik dalam ruang lingkup atmosfer, ekosistem sungai, danau dan laut, berkurangnya lapisan es di kutub dan dipe

CSR : Corporate Social Responsibility atau Collective Social Responsibility?

Tony Djogo  Dua minggu lalu, 27 Augustus 2009 ada sebuah seminar tentang Corporate Social responsibility (CSR) di Universitas Trisakti yang diselenggarakan oleh Center for Enterpreneurship, Change and Third Sector (CECT-Usakti).  Seminar dengan judul “Revisiting Asian Third Sector Governance: What Moulds the CSR” menghadirkan tiga pembicara tamu: Prof Samiul Hassan dari United Arab Emirate University, Dr. Lily Dominggo, dari The University of Philippines, Prof Ishwara Bhat dari India dan satu pembicara dari Universitas Trisakti sendiri, Ir. Maria Dian Nurani yang membawakan makalah tentang ISO 26000 dan kaitannya dengan CSR. Rektor Universitas Trisakti, Prof. Thoby Mutis, menyampaikan key note speech secara lisan.  Seminar ini mengetengahkan filosofi, konsep, pengalaman empirik dari studi kasus dan isu-isu kunci mengenai CSR. Kurang lebih lima puluh peserta dari Usakti, LSM dan pihak luar lainnya. Bagi beberapa mahasiswa Pasca Sarjana Universitas ini seminar ini menarik untu

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) dan Kapitalisme (Capitalism)

Tony Djogo  CSR : Perlu Tidaknya Sebuah Perusahaan Bertanggung-jawab Secara Sosial  Cikal bakal dan perdebatan tentang tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility-CSR) berakar dari sebuah tulisan oleh Milton Friedman, seorang pemenang hadiah nobel ekonomi, pada tahun 1970 dalam sebuah artikel yang ditulis dalam The New York Times dengan judul “The Social Responsibility of Business is to Increase its Profits”. Menurut Friedman ada satu dan hanya satu tanggung jawab sosial bisnis yaitu menggunakan sumberdaya dan terlibat dalam kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan laba selama berada dalam jalur hukum yang benar, terlibat dalam persaingan bebas dan terbuka tanpa melakukan kecurangan.  Dengan cara ini binsis atau perusahaan sudah memperlihatkan tanggung jawabnya. Tidak masuk akal sebuah perusahaan harus memperlihatkan tanggung jawabnya secara sosial. Itu urusan individu bukan kembaga bisnis, kata Miton. Sebuah korporasi (perusahaan) adalah peoranga