Kopi Arabika Bajawa dari Desa di Flores ke Café Moderen

 

Kopi  Arabika Bajawa  dari Desa  di Flores ke Café Moderen

Tony Djogo

Sebuah kantin di sebuah kantor di  Jakarta  pernah hanya menjual dan kemudian terus memesan kopi arabika Flores.  Harganya waktu itu berkisar antara Rp. 15.000 - Rp.30.000. Ketika berada di London   tahun 1998,  saya pernah mampir ke sebuah  Café  di Leicester Square dan pesan secangkir kopi yang harganya  £3,5 atau sekitar Rp.70.000 per cangkir. Karena sedang berada di luar kita tentu tidak bisa membayangkan harganya dalam rupiah.   Tidak pernah terbayangkan bahwa saat itu harga kopi di Bajawa cuma Rp.5.000 per kilo.  Jika dalam satu cangkir ada 12 gram kopi kasarnya harga bubuk kopi di cangkir itu Rp. 5,83 juta per kilo. Tentu termasuk jasa, pelayanan pajak dan lainnya.    

Harga satu cangkir kopi di Bandara-Bandara Internasional  di Asia, Eropa, Amerika Serikat atau Amerika Tengah/Amerika Latin  yang pernah saya  singggah berkisar sekitar $3-5 per cangkir. Kini ada  airport yang menjual kopi yang harganya lebih dari  £5-6  per cangkir dan ada yang berkisar antara US$ 5 - 7  ada beberapa tempat yang lebih mahal.  Kopi Starbuck  per cangkir di berbagai negara berkisar antara US$ 3.15 – US$ 5.84   (kurang lebih antara Rp. 40.000 – 80.000 per cangkir)

Menurut SCAA (Speciality Coffee Association of America rasio kopi yang baik adalah 55 gram untuk 1 liter air seduhan atau sama dengan rasio 1:18, atau  rata-rata 12 gram bubuk kopi  per cangkir kopi ukuran 210 ml. Jika harga kopi dalam cangkir Starbuck adalah Rp.40.000 maka harga kopi bubuk adalah  lebih dari Rp.3,3 juta per kilo. Kalau warung di Indonesia dijual dengan harga Rp.10.000 – 20.000 per cangkir kopi maka harga kopi dalam cangkir adalah  Rp.830.000 – Rp.1,6 juta per kilo. Tentu saja harga kopi siap saji  termasuk biaya-biaya lain bukan hanya bubuk kopi saja.  Harga kopi basah di petani saat ini berkisar antara Rp.10.000 – Rp.15.000 per kilo. Sekarang kopi yang sudah disangrai  ditawarkan Rp.75.000 – Rp.95.000 per 200 gram atau  sekitar Rp.375.000 – Rp.475.000 per kilo yang dapat dibeli  secara online.  Semakin banyak merek kemasan kopi arabika Bajawa yang dijual di mana-mana. Perlu analisis rantai nilai yang lebih tepat dan teliti.

Pertumbuhan  café (kedai kopi),  barista, penggoreng (sangrai) dan penggiling kopi, pengecer,   eksportir dan perdagangan dunia  kopi semakin pesat.  Angka harga kopi dari rantai nilai  semakin menarik. Tahun 2019 Dinas Pertanian Provinsi NTT memperlihatkan bahwa harga kopi basah  di tingkat petani   di NTT pada tahun 2019 adalah Rp. 7.000  per kilogram namun ketika sudah menjadi kopi yang diseduh di Café harga kopi di  dalam cangkir bisa mencapai Rp.100.000  per kilogram dengan kandungan bubuk kopi 10 - 12  gram per cangkir.

Starbuck coffee yang terkenal mendatangkan biji kopinya dari Indonesia juga.  Di Amerika biasanya disebutkan didatangkan dari Asia atau South East Asia. Mudah-mudahan ada arabica Flores di  dalamnya.  Ada berbagai jenis kopi arabika yang rasanya enak dari berbagai daerah di Indonesia seperti dari Aceh, Toraja, Papua,  Jawa Timur,  Sumatera Utara, Lampung, Jambi  atau Bali dan lain-lain.  Ketika berada di Flores  pada tahun 2019 ada informasi  bahwa ada kopi arabika dari Bajawa-Flores yang dikirim ke daerah lain lalu diklaim oleh daerah lain itu sebagai sumber kopinya. Bukan kopi Bajawa.














Daftar Harga Biji Kopi Terbaru Harga Biji Kopi Perkilo (Green Bean)

September 2021

Jenis Kopi

Harga

Berat

Kopi Aceh Gayo

 

Rp. 105.000

 

1.000 Gram

 

Kopi Lintong

 

Rp. 105.000

1.000 Gram

Kopi Mandheling Ankola Sipirok

 

Rp. 105.000

1.000 Gram

Kopi Mandheling Lake Toba

 

Rp. 105.000

1.000 Gram

Kopi Bali Kintamani

 

Rp. 105.000

1.000 Gram

Kopi Toraja

 

Rp. 110.000

1.000 Gram

Kopi Flores Bajawa

 

Rp. 120.000

1.000 Gram

Kopi Arabika Papua Wamena

 

Rp. 145.000

1.000 Gram

Kopi  Arabica Malino

Rp. 105.000

1.000 Gram

Kopi Robusta Lampung

Rp.55.000

1.000 Gram

Sumber: Daftar Harga Biji Kopi Terbaru Bulan September 2021 (hargacampur.com)

Gerai (outlet) kopi  seperti Café  atau Coffee shop, bertumbuh pesat di kota-kota besar. Kopi arabika Bajawa bisa ada dalam menu yang ditawarkan disalah satu  cafe. Perdagangan kopi terus meningkat karena konsumsi kopi terus meningkat.  Kopi Bajawa memang terkenal cita rasanya namun tidak diimbangi dengan kemampuan atau produksi di tingkat petani. Berapa besar  pendapatan petani kopi?

Kopi adalah salah satu komoditi  yang penting dan semakin terkenal  dan semakin mahal di  berbagai belahan dunia. Walaupun demikian ada beberapa persoalan yang perlu diperhatikan secara serius dari berbagai dimensi seperti budidaya dan produktivitas, ekologi, bisnis dan tata niaga,  perdagangan yang tidak adil, teknologi pasca panen,  cara  pengolahan, perdagangan, cita rasa, sosial dan politik. Kopi menjadi  salah satu bisnis yang menguntungkan terutama untuk perusahaan-perusahaan besar tetapi tidak selalu menguntungkan bagi petani penghasil kopi.

Kopi adalah adalah komoditi unggulan banyak negara pengekspor kopi demikian pula Indonesia. Sebagai produsen kopi (arabika dan robusta) di dunia Indonesia menduduki posisi nomor 4 sedangkan di Indonesia NTT berada pada posisi nomor 8.  Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan potensial dan andalan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Provinsi ini, khususnya Flores, terkenal dengan kopi arabika Flores namun ada kopi robusta dari Sumba, Timor dan  Alor yang berkualitas juga. Kopi  arabika NTT adalah kopi organik, kopi specialty,  yang semakin terkenal di tingkat nasional dan  manca negara.

Minum kopi sudah menjadi salah  satu  gaya hidup  dan trend modern, yang semakin berkembang pesat. Berbeda dengan tahun-tahun dulu, di mana  kopi adalah minuman rutin pagi hari atau  kalau kumpul-kumpul atau melayani tamu yang  datang berkunjung. Fungsi kopi tidak hanya sebagai minuman penyegar tetapi  bisa menjadi alat atau sarana untuk pertemuan, persahabatan,  diskusi dan upaya untuk membangun kesepahaman dan menemukan inspirasi  bahkan negosiasi dan kontak dagang atau bisnis.

Berapa keuntungan  dan pendapatan petani kopi? Mereka adalah  penghasil kopi yang menderita di lapangan dengan keuntungan yang sangat rendah. Mereka menghadapi berbagai persoalan teknis,  kemiskinan, ketertinggalan,  masalah sosial dan ekonomi bahkan politik untuk menghasilkan kopi yang dinikmati orang  di Café modern.  

Sementara itu sampai saat ini produksi kopi NTT masih sangat rendah dengan angka yang bervariasi. Bisa berkisar antara 130 kg sampai 600 kg per ha.  Mereka hanya menjual kopi mungkin satu-dua kali saja dalam setahun. Sementara produktivitas kopi rendah dukungan untuk perbaikan teknik budidaya dan pasca panen sangat terbatas. Pendapatan petani kopi  hanya berkisar antara  empat sampai lima juta pertahun satu kali panen, bahkan  kurang.

Harga kopi naik turun dan produksi di lapangan juga sering tidak stabil. Saat ini kopi sedang menghadapi krisi produksi, pasokan, dan keberlanjutan produksi.  Menurut beberapa ahli, krisis  kopi juga bertambah dengan adanya perubahan dan ketidakpastian iklim.

Tidak banyak orang mendiskusikan persoalan-persoalan di hulu (budidaya, produktivitas dan produksi) dibandingkan dengan produksi, tata niaga, café, barista dan jenis kopi yang siap minum.  Pedagang  berupaya untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya sementara petani dan kelompok  dengan kemampuan terbatas (luas lahan, modal, sarana produksi, tenaga kerja, transportasi, kemampuan negosiasi bisnis dll) mendapat keuntungan yang sangat minim.









Ada lembaga-lembaga yang berupaya membantu petani untuk pengembangan keterampilan teknik budidaya, teknik pengolahan, kemampuan bisnis, sertifikasi dan standarisasi dan sebagainya. Mereka bahkan memperjuangkan agar ada perdagangan yang adil, adanya regulasi, sertifikasi dan syarat-syarat perdagangan yang bisa menghargai kedudukan petani, hak  dan kekayaan dan aset petani dan persoalan lingkungan. Ada dukungan untuk  penerbitan sertifikasi  organik, indikasi geografis seperti  yang pernah dilakukan untuk kopi arabika  dengan dukungan  Masyarakat Pendukung Indikasi Geografis (MPIG) di Manggarai dan Ngada untuk SIG.  Di tingkat internasional ada beberapa standard atau sertifikasi seperti Fair Trade,  Rainforest Alliance,  USDA Organic, Bird Friendly dan lain-lain.





Sumber: Kopi Kita Bajawa 

Sejarah menunjukkan perkembangan produksi, nilai tambah terus meningkat namun ketidak-adilan dalam tata niaga kopi juga bermasalah. Ada persoalan lingkungan dan iklim yang perlu diperhatikan. Di tingkat internasional  ada gerakan untuk memperhatikan fair trade dan etika  (ethical coffee) dalam bisnis kopi yang ditujukan untuk memfasilitasi hubungan yang saling menguntungkan antara petani penghasil kopi dengan pedagang, antara pebisnis dengan konsumen.  Perlu ada dukungan yang lebih penuh, menyeluruh dan terpadu untuk pengembangan kopi  di tingkat budidaya, panen dan pengolahan pasca panen, pasar, tata niaga dan kelembagaan. Ini perlu didukung dengan kebijakan yang lebih efektif baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun desa kerja sama dengan perbankan dan swasta yang lebih terstruktur dan terarah.

Kopi Bajawa hanya salah satu dari kopi terbaik di NTT atau Indonesia. Ada berbagai jenis kopi yang menarik, harum  dan enak dari Manggarai, Manggarai Timur, Sumba, Alor atau  Leworok di Flores Timur. Di Timor kopi yang enak juga bisa didapat di Lakmaras, Mutis atau Amfoang. Perlu dukungan perbaikan teknik budidaya, teknik pengolahan  dan tata niaga bagi petani

Comments

Popular posts from this blog

Kepemimpinan Lingkungan (Environmental Leadership)

Sakura Sumba, Konjil, Bubunik, Buni, SakuraTimor, Mudi (Cassia javanica)

Sejarah Yayasan Mitra Tani Mandiri (YMTM) versus Yayasan Geo Meno (YGM)